Rabu, 06 Juli 2011

kekagumanku

Ibu menikah ketika usia delapan belas tahun dan itu terjadi pada tahun 1953, berarti sekarang usia ibu 76 tahun. Fisik ibu sudah melemah tetapi semangatnya terpancar di wajahnya yang senantiasa cerah ceria meski ada satu dua garis beban hidup tampak di dahinya. Meskipun jalannya harus dibantu dengan tongkat, tetapi api rohnya yang menyala senantiasa membawanya ke persekutuan ustia di gereja setiap hari Sabtu sore. Percaya kepada penyertaan Tuhan dalam hidupnya yang membuat ibu tidak pernah kuatir tentang kebutuhan hidup.

Sore tadi ibu bercerita bagaimana dia harus melahirkan anaknya yang hampir setiap tahun lahir hingga sebelas anak harus ibu rawat, didik, asuh, dan ibu bagaimana harus mengerti tiap karakter anak. Tanpa keluh kesah ibu lakukan apa yang ibu bisa untuk anak-anaknya. Dan tidak jarang ibu dan anak-anak sehari-hari hanya makan bubur karena menurut ibu uang yang ada lebih penting untuk biaya pendidikan anak-anak. 
Pernah ibu menerima perlakuan yang kurang baik dari anak sendiri, tetapi ibu tidak marah bahkan ibu mendoakannya dengan tulus agar Tuhan menjamah hati anaknya ini dan mendapat kasih karunia keselamatan dari Tuhan Yesus.
Semakin bertambah usia ibu tampak semakin bersemangat di dalam Tuhan. Ibu rajin bersekutu,dan di dalam komunitasnya ibu menemukan kebahagiaan, sukacita dan wajah ibu bercahaya ketika menceritakan tentang pengalamannya dengan teman seusia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar